Sekitar 20 tahun yang lalu Serikat Jesus memiliki kepedulian untuk “berlayar ke Timur”. Wilayah Timur yang dimaksudkan pada waktu itu adalah Papua. Papua adalah bagian dari Nusantara dengan segudang persoalan dan keistimewaannya. Bagi Serikat Jesus berkarya di Papua adalah salah satu wujud sikap frontier yang ingin selalu dihidupi.
Serikat Yesus Provinsi Indonesia memiliki dua karya rintisan di Papua, yaitu di Nabire dan Waghete. Kedua karya tersebut mengurusi sekolah dan paroki. Nabire merupakan daerah pantai sedangkan Waghete daerah pegunungan. Namun di sini hanya akan dibahas mengenai program sukarelawan di Waghete yang sudah mulai berjalan sejak tahun 2012.
Sejauh ini, menangkap bahwa bidang pendidikan, pengembangan ekonomi dan management hidup berkeluarga menjadi tantangan utama di Papua, khususnya di Waghete. Saat ini Serikat Jesus bekerja di satu keuskupan di Papua, yakni Keuskupan Timika. Karya di Waghete berada dalam kesatuan karya paroki Keuskupan Timika.
Pada dasarnya karya di Waghete adalah karya paroki. Namun demikian Provindo merasa tidak bisa menutup mata dengan permasalahan pendidikan di paroki ini. Selain memenuhi kebutuhan peribadatan, pastoral dan sakramental, paroki juga memiliki perhatian di bidang pendidikan. Paroki Waghete sendiri mengelola Taman Kanak-kanak — Komugai dan asrama putri dan asrama putra — asrama untuk anak-anak pedalaman.
Di Waghete, Provindo mengutus dua Jesuit untuk berkarya di Paroki St. Yohanes Pemandi Waghete yaitu Pastor C. Budiarto, SJ (Pastor Budi) dan Pastor D. Octariano, SJ (Pastor Nico). Karya Paroki di Waghete dimulai oleh Serikat Yesus pada tahun 1996 untuk melayani penduduk asli Papua, khususnya suku Mee yang mendominasi Waghete. Selain pelayanan peribadatan, Paroki Waghete juga memberi pelayanan pendidikan dasar.
Setiap tahunnya dibutuhkan volunteer (sukarelawan) untuk mengajar anak SD kelas 1 atau kelas 2. Guru kelas 1 atau 2 itu berarti mengajar semua pelajaran ya. Jam mengajar biasanya dari pk 07.30 s/d 10.00. Lalu sore hari pk 14.00 s/d 15.30 memberikan pelajaran tambahan untuk anak-anak yang masih kurang mampu di kelas. Selebihnya, di luar jam kelas adalah kegiatan di komunitas bersama volunteer yang lain.
Lebih jelasnya dapat dibaca syarat-syarat dan ketentuan menjadi Guru Volunteer di Waghete:
- Selama di Waghete, akan bekerja di lingkungan Gereja Katolik Paroki St. Yohanes Pemandi Waghete. Di lingkungan paroki terdapat 3 sekolah Katolik yang letaknya tidak berjauhan, yaitu Taman Kanak Kanak Komugai, SD YPPK Fransiskus Xaverius, SMP YPPK Fransiskus Xaverius.
- Di paroki Waghete, akan berjumpa dan bekerja sama dengan pastor, umat, para suster dan team Pastoral yang mengelola paroki. Untuk itu, ada baiknya cukup memahami dengan baik ajaran dan semangat Kristiani. Di tempat ini akan bekerjasama dengan para Jesuit, dan oleh karenanya sedikit banyak akan belajar mengenal spiritualitas Ignatian (spiritualitas para Jesuit).
- Selama menjadi volunteer di Waghete, akan bersinggungan dengan banyak umat paroki Waghete dan tentunya anggota masyarakat yang lain. Belajarlah menjalin komunikasi yang baik dengan mereka.
- Guru volunteer yang dibutuhkan adalah laki-laki/perempuan, lajang dan sehat. Memiliki kepribadian dewasa, sabar, menyukai tantangan dan mau berkembang secara integral sebagai pribadi, bersedia diarahkan dan dibimbing, bisa bekerja sama, mandiri dan tangguh, memiliki kreativitas dan mau belajar serta mencintai anak-anak.
- Minimal adalah lulusan SMA dan mempunyai semangat untuk mengajar/belajar mengajar anak-anak usia Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar (sebagai tugas pokok) atau pun tingkat SMP.
- Maksimal menjadi volunteer adalah selama 2 tahun, dan setiap tahunnya akan ada pembaruan kontrak.
- Di Waghete, guru volunteer akan diperbantukan untuk mengajar di SD khususnya kelas 1 dan 2. Terbuka juga kemungkinan untuk memberikan pelajaran tambahan untuk anak-anak SD, SMP dan SMA yang tinggal di Asrama.
- Selain membantu di SD, pada sore hari seperti yang sudah berjalan, guru volunteer akan membantu mengajar kursus membaca dan menulis di Pastoran Waghete. Pada sore hari, anak-anak akan berdatangan ke pastoran untuk belajar.
- Sekitar pk 14.00 WIT, Guru Volunteer bisa juga membantu mengajar kursus komputer pada anak-anak usia SD-SMA. Pastoran Waghete membuka kursus komputer untuk anak-anak pedalaman. Saat ini, ada 15 unit laptop dan notebook yang bisa dihidupkan dengan menggunakan energi tenaga surya.
- Biaya keberangkatan dan kepulangan dari dan ke Waghete akan ditanggung yayasan yang telah ditunjuk oleh Serikat Jesus Provinsi Indonesia sebagai pengelola dana. Setiap tahun, guru volunteer mendapat kesempatan satu kali cuti (jika menjadi volunteer penuh selama dua tahun).
- Untuk tempat tinggal, akan tinggal di Guest House/Rumah Volunteer. Letak bangunan ini menyatu dengan Pastoran (dalam areal yang sama).
- Selama menjadi volunteer, para guru volunteer bergantian dengan volunteer lain dalam tugas masak harian. Biaya hidup untuk makan minum akan ditanggung oleh yayasan yang telah ditunjuk oleh Serikat Jesus Provinsi Indonesia.
- Biaya kegiatan guru volunteer untuk pendidikan anak-anak, pemeliharaan kesehatan dan kebutuhan tak terduga juga akan ditanggung.
- Uang saku/honor diberikan setiap bulannya. Untuk urusan-urusan ke-volunteer-an, termasuk pengeluaran untuk MCK dan alat tulis bisa menggunakan dana yang akan disediakan (dari yayasan).
- Kegiatan-kegiatan lain menyangkut seluruh aktivitas guru volunteer ini akan dijalankan dan dikoordinasikan dengan koordinator guru volunteer, pastor paroki, yayasan yang telah ditunjuk oleh serikat Jesus dan dengan Serikat Jesus sendiri.
- Setiap guru volunteer diwajibkan untuk memberikan report atas setiap kegiatan pendidikan yang telah dilakukan. Setelah itu, report akan diolah oleh koordinator guru volunteer dan nantinya disampaikan kepada para donatur yang membantu program-program guru volunteer ini.
Sebagai tambahan, uang saku yang diberikan tidak besar jadi ada baiknya memiliki uang tabungan yang cukup untuk jajan. Pengeluaran untuk MCK memang ditanggung, tetapi akan lebih baik jika sudah menyiapkan sendiri. FYI untuk belanja kebutuhan sehari-hari biasanya harus ke kota besar, yaitu Timika. Jangan dibayangkan seperti di Jawa sudah ada ekspedisi. Untuk kesana bisa melalui jalur darat yaitu melewati hutan dan sungai atau dengan pesawat capung dan biayanya tidak murah.
Tertarik untuk menjadi volunteer? Klo gitu pelajari apa yang harus dipersiapkan dan hal-hal yang perlu diketahui tentang Waghete. Untuk info sukarelawan tahun ajaran 2020–2021 silahkan lihat di kolom FAQ.